Professor Jared Diamond menurut saya ialah seorang yang bertobat oleh kehidupan orang Papua. Ia bertobat dari seorang ilmuwan menjadi seorang manusia, bertobat dari hanya menyelidiki burung-burung menjadi memahami manusia sesamanya dan dari situ memahami dirinya sendiri. Ia yang dulunya hanya tertarik dengan burung-burung dan datang untuk meneliti burung, lalu berubah menjadi pemerhati dan peneliti kehidupan dan peradaban manusia. Pemahaman itu membawanya kepada karir menulis buku yang kesemuanya membela eksistensi MADAT (Masyarakat Adat) sedunia, dan terutama MADAT Papua.
Banyak orang Barat datang kemari, ke tanah Papua untuk merubah kehidupan kita. Mereka beranggapan ada yang salah dengan hidup kita, ada yang salah dengan jenis rambut dan warna kulit kita, sehingga apapun yang melekat padanya dianggap serba-salah: agamanya salah, adatnya salah, cara bercocok-tanamnya salah, cara membangun rumahnya salah, lagu-lagunya salah, bahasanya salah, bahkan dirinya sendiri salah. Karena semuanya serba salah, maka mereka datang untuk merubah “apa ang dianggap salah itu menjadi benar seperti yang mereka inginkan.”
Salah tiga perubahan itu ialah merubah orang Papua menjadi orang Kristen, merubah orang Papua menjadi WNI, merubah MADAT Papua menjadi masyarakat modern Papua dan seterusnya. Para misionaris tidak bisa menyatakan dan menghapus dosa mereka dengan menyatakan bahwa “Kami datang membawa kabar-baik dan setelah itu Indonesia datang membawa kabar-buruk,” karena justru NKRI dan tentara-polisi pembunuhnya diterbangkan dengan pesawat missionaris, justru misionaris membangun jalan kepada penaklukan dan pendudukan penjajah di tanah ini dan di seluruh wilayah penjajahan di seluruh dunia. Ini fakta yang patut kita tempatkan pada realitas menyeluruh dan fair.
Jared Diamond tidak datang dengan misi merubah kita, tetapi meneliti burung-burung di New Guinea, tetapi ia tersentuh oleh kehidupan yang bersahaja, bahagia dan harmonis orang New Guinea, dan oleh itulah ia bertobat. Hasil pertobatan itu ia sejak lama menjadi promotor isu-isu terkait MADAT dan peradaban, dan menunjukkan bahwa peradaban MADAT bukanlah terbelakang. Sebagai seorang professor, ia sangat menentang pandangan rasis dan fasis dengan menyatakan bahwa warna kulit bukan merupakan faktor penentu perubahan sosial-budaya, teknologi dan peradaban manusia. Ia sebaliknya menunjuk justru “faktor lingkungan” menjadi pemicu perubahan-perubahan sosial, budaya dan sains-teknologi.
Memang menurut catatan beliau, ia kini punya hubungan dengan pemerintah NKRI, khususnya terkait dengan konservasi, akan tetapi menurut saya pemahaman dan tulisan-tulisannya sangat membantu memperjelas mengapa Papua harus menjadi perhatian serius umat manusia di dunia, entah itu perhatian serius tentang alamnya, hutannya, kerusakan alam, tetapi di atas semuanya, perhatian utama Jared Diamond manusia Papua dan budayanya. Tulisan-tulisan beliau menggambarkan apa yang pernah ada sebelum NKRI datang ke Tanah Papua. Tanpa gambaran keindahan dan keharmonisan itu orang luar sulit memahami mengapa orang Papua memberontak terhadap pemerintah yang ada sekarang. Dengan alasan penjelasan Jared Diamond bisa menjadi pemahaman yang akurat dan menyeluruh untuk menyatakan bahwa kondisi sekarang tidak seperti yang digambarkan gara-gara kehadiran NKRI di Tanah Papua.