Aktivis Papua Merdeka asal Kanada Jeremi BallyBersepeda Keliling Dunia menyampaikandukungan Internasional kepada Tapol dan Napol Papua ketika dijumpai di Gedung Dewan Kesenian Papua di Jayapura, Senin (16/12).JAYAPURA— Aktivis Papua Merdeka asal Kanada Jeremi Bally (27) “Bersepeda Keliling Dunia” menyampaikan sebanyak 40 kartu pos dan pesan dukungan internasional dari para aktivis Papua merdeka yang dia kumpulkan selama enam bulan terakhir sejak Juli 2013 seperti dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan New Zealand kepada Tapol dan Napol Papua.
ParaTapol/Napol itu masing-masing Filep Karma, Forkorus Yaboisembut, Selpius Bobii, Domunikus Serabut, Viktor Yeimo dan lain-lain yang kini ditahan dengan tuduhan makar di Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Jayapura, Senin (16/12).
“Saya ke Papua untuk bertemu Tapol dan Napol Papua untuk menyampaikan kartu pos dan pesan yang saya kumpulkan dari aktivis Papua merdeka di luar negeri yang saya jumpai saat bersepeda keliling dunia,”
ujar Jeremi Bally kepada Bintang Papua yang menjumpainya di Gedung Dewan Kesenian Papua di Jayapura, Senin (16/12).
Jeremi Bally menandaskan ia dari Jakarta dan tiba di Jayapura pada Senin (16/12) pagi.
Ketika Bintang Papua mendaulatnya naik diatas sepeda miliknya untuk difoto Jeremi Bally menyambut dengan senang hati. Kemudian, Jeremi Bally naik ke sepeda mini warna biru didepan keranjang bertuliskan “Bersepeda untuk Papua. Jeremi Bally ketika itu mengenakan kaos You Can See berwarna abu-abu tengah memetik gitar kecil menyanyikan lagu dari daerah Asmat berjudul Mambo Simbo.
Dikatakan Jeremi Bally, diri telah bertemu Tapol dan Napol Papua di Lembaga Pemasyarakatan Abepura untuk menyampaikan kartu pos dan pesan berupa dukungan internasional dari aktivis Papua merdeka seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan New Zealand kepada para Tapol/Napol Papua.
Ditanya bersepeda keliling dunia untuk kampanye Papua merdeka, tegas Jeremi Bally, dirinya ke Papua bukan melakukan kampanye Papua merdeka, tapi hanya untuk menyampaikan kepada para Tapol/Napol berupa dukungan melalui 40 kartu pos dan pesan dari aktivis Papua di luar negeri.
Apakah tak takut ditangkap Polisi, tandas Jeremi Bally, poda awalnya dia kwatir ditangkap Polisi aktivitasnya menemui para Tapol/Napol Papua, tapi setelah itu dirinya makin yakin bahwa aktivitasnya tak melanggar hukum di Indonesia.
Menurut Jeremi Bally, dirinya telah dua kali berkunjung ke Papua sebagai turis diawali tahun 2011 silam. Sedangkan kunjungannya kali ini adalah aktivis terakhirnya untuk menyampaikan kartu pos dan pesan dukungan dari aktivis Papua merdeka di luar negeri yang saya jumpai saat bersepeda keliling dunia.
“Saya akan segera kembali ke Kanada, tapi suatu saat saya ingin kembali lagi ke Papua,”
tutur Jeremi Bally dalam Bahasa Inggris yang fasi.(Mdc/don/l03)
Selasa, 17 Desember 2013 06:47, BinPa