“HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI SOLUSI DEMOKRATIS
BAGI RAKYAT PAPUA BARAT”

Setelah wilayah Papua dimasukan secara paksa lewat manipulasi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) oleh Indonesia tahun 1969, wilayah Papua dijadikan wilayah jajahan. Indonesia mulai memperketat wilayah Papua dengan berbagai operasi sapu bersih terhadap gerakan perlawanan rakyat Papua yang tidak menghendaki kehadiran Indonesia di Papua.
Pada 1 Juli 1971 bertempat di Desa Waris, Numbay – Papua, dekat perbatasan PNG dikumandangkan “Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat” oleh Brigjend Zeth Jafet Rumkorem selaku Presiden Papua Barat. Namun demikian, proklamasi tidak dapat melepaskan Papua dari cengkraman kekejaman dan kebrutalan kekuatan militer Indonesia yang sudah menguasai seluruh wilayah Papua.
Berbagai operasi militer dilancarkan oleh Indonesia untuk menumpas gerakan pro kemerdekaan rakyat Papua.
Hari ini 1 Juli 2013, tepat 42 Tahun peringatan Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, Indonesia semakin menunjukan watak kolonialisnya terhadap rakyat Papua. Berbagai peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi di Papua, hutan dan tanah-tanah adat dijadikan lahan jarahan bagi investasi perusahaan-perusahaan Multy National Coorporation (MNC) milik negara-negara Imperialis.
Pembungkaman terhadap ruang demokrasi semakin nyata dilakukan oleh aparat negara (TNI-Polri) dengan melarang adanya kebebasan berekspresi bagi rakyat Papua didepan umum serta penangkapan disertai penganiayaan terhadap aktivis-aktivis pro kemerdekaan Papua.
Maka, bertepatan dengan 42 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua Barat, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), menuntut dan mendesak Rezim Penguasa Republik Indonesia, SBY-Boediono dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera :
1. Berikan Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib Sendiri Sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua.
2. Menuntup dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan MNC milik negara-negara Imperialis ; Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco, Corindo dan lain-lain dari seluruh Tanah Papua.
3. Menarik Militer Indonesia (TNI-Polri) Organik dan Non Organik dari seluruh Tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua.
Segelintir orang Papua di luar Papua punya niat jahat ingin mengadu domba rakyat Papua dg Indonesia,mereka melakukan provokasi,meracuni pikiran,dan berharap Papua selalu dlm krisis,mereka tdk punya martabat dan harga diri tanpa malu mengemis meminta-minta dukungan,mereka bersekongkol dg elit Vanuatu yg kalau di Indonesia negaranya hanya sebesar kabupaten. Cara berpikir elit Vanuatu primitif dan rasialis,makanya mereka selalu mengangkat sentimen ras Melanesia di tanah Papua,elit negara yg berpikirnya sudah terbuka seperti PNG dan Fiji tdk akan pernah mendukung gerakan pemberontak di Papua. Fokus pada pembangunan dlm negeri membuat PNG dan Fiji lebih maju dibanding Vanuatu,Vanuatu terbelakang karena sibuk mengurus separatis negara lain dan karena pemerintah serta parlemennya selalu dilanda konflik dan suap,mereka membiarkan rakyatnya hidup bodoh dan miskin,lebih miskin bahkan dibanding orang di pedalaman Papua. Elit Vanuatu ternyata licik,mereka mendukung gerakan pemberontak Papua sembari tetap menerima bantuan dari Indonesia,bantuan itu berupa uang 2 juta dolar,diklat polisi dan militer,32 traktor tangan,1 unit ambulans,100 komputer lengkap dengan printer,meja dan kursi,serta bantuan-bantuan lain yg tdk diliput media. Vanuatu memanfaatkan isu Papua untuk menaikan daya tawar mereka terhadap Indonesia dan untuk memperkaya diri sendiri demi ambisi mereka memimpin ras Melanesia,dukungan mereka terhadap gerakan pemberontak Papua tdk tulus dan hanya berpura-pura. Sungguh luar biasa,Vanuatu menipu orang Papua tanpa orang Papua sadari,bahkan Prancis pantas memberi predikat Vanuatu sebagai negara tak tahu malu dan tak tahu balas budi atas dukungan mereka terhadap gerakan separatis di New Caledonia. Publik dunia sadar bahwa dukungan Vanuatu atas gerakan pemberontak di Papua dan New Caledonia hanyalah sandiwara. Dosa Vanuatu yg tdk akan terampuni adalah menyeret Black Brothers ke dalam ranah politik,sehingga band kebanggaan bangsa Indonesia dan rakyat Papua itu hancur,dan para personelnya hidup terlunta-lunta. Sejatinya orang Melanesia tdk hanya tinggal di Papua tapi di seluruh pulau di Indonesia,terutama di kota-kota besar,mereka bangga jadi warga negara Indonesia,merasa diterima dan hidup damai sejahtera,bahkan di pemerintahan pusat banyak orang Melanesia dari kalangan intelek dan profesional yg menempati posisi penting. Sebaliknya di Fiji dan di Solomon Island orang Melanesia tdk banyak,lebih banyak orang India,China,dan keturunan kulit putih,sebenarnya tdk aneh,mengapa? Karena Melanesia,istilah yg pertama kali digunakan penjelajah Prancis Jules Dumont d'Urville tahun 1832 adalah untuk menunjuk suatu area geografis dan pengelompokan sejumlah pulau yg tdk masuk kedalam gugus Micronesia dan Polynesia,bukan untuk menunjuk identitas,suku,atau agama tertentu,itu karena di Melanesia berkembang budaya,linguistik,dan genetik yg beragam. Yang menginginkan Papua merdeka hanyalah manusia penghayal berpikiran sempit,yg gagal hidup,yg rasialis,sektarian dan anti-pluralisme,yg kalah bersaing sehingga mengambil jalan pintas yg aneh dan tdk masuk akal. Mereka menutup mata akan kenyataan bahwa Papua diberikan UU Otonomi Khusus oleh Indonesia,UU ini menempatkan Papua diatas hegemoni Daerah Istimewa dan Daerah Khusus Ibukota, bagaimana tidak.
1. Papua memiliki DPRP yg jumlahnya 1 ¼ DPRD.
2. Papua memiliki MRP yg dilantik langsung oleh menteri dalam negeri.
3. Papua boleh memiliki Perdasus.
4. Rakyat Papua boleh membentuk partai sendiri.
4. Gubernur dan wakil gubernur Papua harus Orang Asli Papua.
5. Dalam rangka otonomi khusus Provinsi Papua (dan provinsi-provinsi hasil pemekarannya) mendapat bagi hasil dari pajak dan sumber daya alam sebagai berikut:
a. Pajak Bumi dan Bangunan 90%.
b. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 80%.
c. Pajak Penghasilan Orang Pribadi 20%.
d. Kehutanan 80%.
e. Perikanan 80%.
f. Pertambangan umum 80%.
g. Pertambangan minyak bumi 70% selama 25 tahun terhitung dari tahun 2001,
mulai tahun ke-26 menjadi 50%.
h. Pertambangan gas alam 70% selama 25 tahun terhitung dari tahun 2001,
mulai tahun ke-26 menjadi 50%.
Sekurang-kurangnya 30% penerimaan pertambangan minyak bumi dan gas alam dialokasikan untuk biaya pendidikan,dan sekurang-kurangnya 15% untuk kesehatan dan perbaikan gizi.
UU Otsus membuat Papua dianak-emaskan Indonesia,lalu mengapa para pemberontak mengatakan Indonesia menjajah Papua?
Pemberontak Papua mengatakan aparat militer dan polisi Indonesia melakukan pelanggaran ham di Papua,lantas apakah teror mereka terhadap warga sipil dan pembunuhan mereka terhadap aparat militer dan polisi Indonesia bukan kejahatan dan pelanggaran ham? Ingat,pemberontak ini melakukan tindakan makar bersenjata didalam negara yg merdeka dan berdaulat penuh atas Papua,tindakan makar seperti itu bila terjadi di negara manapun pasti akan ditumpas karena berarti melawan kekuasaan yg sah. Seperti kehabisan akal,mereka berontak dg dalih kemiskinan,pertanyaannya apakah semua orang Jawa kaya?lihat masyarakat di beberapa kabupaten di Jogjakarta,mereka tdk kalah miskin dibanding orang Papua,tapi mereka tdk berontak mengangkat senjata,mereka optimis bahwa mereka akan sejahtera seiring dengan pembangunan Indonesia yg semakin merata. Pernyataan pemberontak Papua bahwa emas Papua dinikmati orang Jawa adalah bohong,mereka tdk membaca UU,dimana kekayaan daerah dikembalikan ke daerah tsb dlm bentuk bagi hasil,makanya dlm daftar 20 daerah kaya raya di Indonesia semuanya berada di luar pulau Jawa,yakni 14 di Kaltim,3 di Riau,1 di Kepri,1 di Sumsel,dan 1 di Papua. Itu berarti orang Papua miskin bukan karena faktor SDA,tapi karena faktor lemahnya SDM dan rendahnya pendidikan. Begitupun sebaliknya,orang Jawa kaya bukan karena faktor SDA,tapi karena faktor kualitas SDM dan pendidikan,orang Jawa yg malas dan bodoh tetap saja miskin. Indonesia merdeka berkat perjuangan suku Jawa,Sumatera,Kalimantan,Sulawesi,Papua,dan suku-suku lain yg dengan semangat kebersamaan berhasil mengusir Belanda,banyak pahlawan Indonesia berasal dari Papua seperti Frans Kaisiepo,Johannes Abraham Dimara,Silas Papare,Marthen Indey,dan Ramses Ohee (ketua umum barisan merah putih). Pejuang kemerdekaan Indonesia selain diungsikan ke Kepulauan Banda sebagiannya diungsikan ke Boven Digul Papua. Pada masa pra kemerdekaan,Belanda mengangkat Nicolaas Jouwe menjadi wakil presiden negara boneka Belanda dan membuat bendera bintang kejora,setelah Papua diserahkan ke Indonesia Nicolaas Jouwe meninggalkan Papua dan pergi ke Belanda,disana ia menetap di kota Delft,dia bersumpah tdk akan pernah kembali ke tanah kelahirannya jika Papua masih diduduki Indonesia,namun apalah daya Nicolaas Jouwe harus menerima takdir Tuhan bahwa Papua memang milik Indonesia,tahun 2010 Nicolaas Jouwe kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan merubah kewarganegaraan menjadi WNI. Seandainya masih hidup tentu para pahlawan Papua merasa marah dan sedih karena perjuangan mereka mengorbankan nyawa justru dikhianati oleh bangsanya sendiri,generasi penerus yg harusnya mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan malah memberontak menjadi anak durhaka. Buat para pemberontak Papua sering seringlah membaca jangan terus mengangkat senjata,anda salah bukan berarti anda jahat,tapi karena otak anda isinya bukan pengetahuan melainkan hasutan dan kebencian. Indonesia tulus membangun Papua,tahun 2015 pemerintah Indonesia menggelontorkan 60 milyar dolar untuk membangun relasi ekonomi antara Papua dengan negara-negara MSG,sedangkan untuk membangun infrastruktur,kesejahteraan,dan peningkatan sumber daya manusia di Papua pemerintah Indonesia mengalokasikan 48 trilyun rupiah,walaupun anggaran setingkat provinsi tp jumlahnya lebih besar dibanding anggaran setingkat negara-negara Melanesia,kurang apa Indonesia memperhatikan Papua?. 26 Juni 2015 Indonesia diterima menjadi anggota MSG (Melanesian Spearhead Group),MSG meminta Indonesia membangun negara mereka menjadi lebih maju seperti negara-negara Asean,serta melindungi mereka dari ancaman Australia dan China yg punya naluri menjajah,mereka percaya bahwa Indonesia adalah pemimpin Asia Afrika yg menentang keras penjajahan (termaktub dalam UUD 45 Republik Indonesia). Mereka juga meminta pemerintah Indonesia mengirim guru bahasa Indonesia ke negara mereka,mereka ingin bahasa Indonesia dijadian bahasa resmi kedua di MSG. Marilah saudara2ku rakyat Papua kita bersatu bergandeng tangan,jangan melihat perbedaan,jangan dengar ocehan orang2 frustasi yg ingin memecah belah,membuat lemah,dan menjadikan Papua bangsa kerdil. Berdoalah kepada Tuhan agar selamat dari penipu yg menghasut agar Papua merdeka,Papua sudah merdeka!,tinggal membangun agar semakin maju dan sejahtera. Berkorbanlah demi keluarga kita dengan cara bekerja dan berkarya,jangan korbankan harta,tenaga dan nyawa kita untuk hal yang sia sia.
Bersatulah Papua,Jawa,Sunda,Betawi,Bali,Batak,Dayak,Minangkabau,Bugis,Makassar, Toraja,Gayo,Gorontalo,Melayu,Madura,Minahasa,Aceh,Flores,Nias,Ternate,Tidore dll.
Kita adalah saudara…