Detik.com, Jakarta – Kondisi Papua masih belum kondusif hingga kini. Baku tembak kembali terjadi Rabu (26/10) dini hari.
Mobil yang ditumpangi oleh sejumlah anggota Brimob dan petugas security PT Freeport ditembaki oleh orang tak dikenal. Akibat insiden ini, kaca belakang mobil yang ditumpangi pecah.
“Tadi malam sekitar 00.15 WIT dini hari, itu di mile 35, anggota kita brimob sedang patroli bersama security Freeport itu dihadang, ditembak. Ada tiga kali tembakan. Kemudian anggota kita juga berhenti, melakukan balasan, kemudian pelakunya kabur,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2011).
“Mobilnya ditembak kena kacanya, pecah. Kaca belakang. Pelaku diduga 3 orang. Patroli kita ada 5 orang,” terangnya.
Diterangkan Anton, para pelaku diduga menggunakan senjata laras panjang. Sebab, bunyi tembakan terdengar cukup keras.
“Mereka mengeluarkan tembakan dengan senjata yang diduga laras panjang, mengenai kaca,” ucapnya.
Insiden ini menandakan situasi Papua, terutama di Puncak Jaya dan sekitar Freeport, masih rawan. Polri mensiagakan sejumlah personel Brimob dari Kelapa Dua yang berangkat semalam ke Papua. Mereka diminta untuk melakukan patroli di sekitar wilayah Timika.
“Jadi memang masih rawan daerah Freeport itu. Karena tiap mobil yang lewat ditembak,” tuturnya.
Status keamanan di Puncak Jaya ditetapkan dengan status Siaga Satu. Kepolisian terus meningkatkan pengamanan, di samping melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan sebelumnya.
“Memang di Puncak Jaya itu kita tetapkan Siaga Satu, yang lainnya Waspada. Agak menurun dikit,” kata Anton.
“Kita siap siaga kalau ada apa-apa. Kita imbau kepada petugas kita, khusus di Puncak Jaya itu, kita tidak perkenankan anggota kita dalam jumlah minoritas, minimal 5,” tambahnya.
Hasil identifikasi sementara menyebutkan, para pelaku penembakan memiliki modus untuk mencari senjata api. Mereka diduga berkelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri atas 30-an orang.
“Mereka ini memang kelompok-kelompok yang teridentifikasi suka mengacaukan keamanan di sana. Kelompok-kelompok ini berjumlah sekitar 30-an. Nah di antara kelompok itu mereka ada yang punya senjata 9, ada yang megang 10 dan sebagainya,” jelas Anton.
(nvc/gun)