Pesawat Pangdam IX/Udayana Jatuh

Terhempas di Ujung Timur Landasan Pacu

TUBAN – Rencana TNI Angkatan Udara memberikan joy flight (penerbangan gembira) bagi para pejabat di Bali berakhir petaka. Salah satu pesawat latih jenis KT-1 B Wong Bee yang digunakan unsur Muspida Provinsi Bali untuk mengikuti joy flight justru mengalami musibah dan meledak di ujung timur landasan pacu Bandara Ngurah Rai, sore kemarin (24/6).

Pesawat latih milik Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto Jogjakarta itu sebenarnya sudah mendarat di Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai sejak Selasa (22/6) lalu. Ketika itu, hanya empat pesawat latih yang mendarat. Padahal sedianya ada lima pesawat yang akan mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Kelima pesawat latih tersebut sedianya digunakan untuk melatih para penerbang yang diproyeksikan menjadi instruktur penerbang di lingkungan TNI AU. Tercatat ada 16 siswa penerbang yang akan dilatih oleh 19 instruktur penerbang dari Skadik 102. Sebelumnya sebanyak 35 orang kru ground handling dari Skadik 102 sudah lebih dahulu mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Informasi yang dihimpun Radar Bali ( grup Cenderawasih Pos), para penerbang tersebut akan dilatih mulai Kamis kemarin (24/6) hingga Rabu (30/6) mendatang. Para calon instruktur penerbang itu aan diproyeksikan sebagai instruktur penerbang di lingkungan Mabes TNI AU dan dilatih menggunakan sistim navigasi jarak jauh (NJJ).

Keempat pesawat latih tersebut mendarat di Base Ops Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 11.00 siang Kamis kemarin dan selanjutnya direncanakan untuk melakukan penerbangan gembira bersama para pejabat.

Sedianya para pejabat yang akan menjalani penerbangan gembira itu adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Jefry Kauripan, dan Komandan Lanud Ngurah Rai Aldrin Petrus Mongan.

Belakangan Gubernur Bali Mangku Pastika mendadak membatalkan rencananya mengikuti kegiatan penerbangan gembira tersebut. Akhirnya pesawat latih yang rencananya ditumpangi oleh Gubernur Pastika ditumpangi oleh Pangdam IX/Udayana.

Kata Kabag Humas Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Teneng, Pak Gubernur tidak hadir di acara joy flight karena ada acara dengan KPK di Wisbha Sabha Kantor Gubernuran. "Pak Gubernur tidak ada firasat apa-apa terkait tidak hadirnya dalam acara itu," sebut Teneng.

Tak disangka pesawat yang dipiloti oleh Komandan Skadik 102 Letkol Pnb Ramot C. Sinaga itu justru mengalami nasib naas dan jatuh di ujung landasan pacu.

Misi penerbangan tersebut dimulai sekitar pukul 14.55 siang atau maju 35 menit dari rencana penerbangan awal. Penerbangan yang direncanakan berjalan selama 45 menit itu awalnya berjalan normal. Namun sepuluh menit terakhir atau menjelang landing justru terjadi musibah.

Empat pesawat yang terbang secara berirangan tersebut sejatinya hendak mendarat dan datang dari arah barat landasan pacu. Tiba-tiba pesawat yang berada di urutan paling depan langsung terbang ke atas seolah bermanuver dan memisahkan diri dari rombongan.

Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan keras dan terlihat dua orang penumpang terlontar keluar dari pesawat menggunakan parasut. Kedua orang yang belakangan diketahui adalah Komandan Skadik 102 dan Pangdam IX/Udayana itu terlihat mendarat di areal bandara dan sempat berjalan agak terpincang. Sementara pesawat terhempas di ujung timur landasan pacu.

Kondisi tersebut kontan membuat administratur Bandara Ngurah Raid an TNI AU Lanud Ngurah Rai panik. Dua mobil pemadam kebakaran di bandara langsung dikerahkan ke lokasi terhempasnya pesawat pun demikian dengan ambulans. Para wartawan yang berada di areal landasan pun langsung diminta menjauh dari landasan dan menunggu di dalam areal base ops. Sementara wartawan yang berada di luar base ops langsung dilarang untuk masuk ke dalam areal base ops.

Begitu api yang muncul dari pesawat itu berhasil dipadamkan, TNI AU langsung memasangi sekitar areal jatuhnya pesawat berikut serpihan-serpihannya itu dengan garis polisi. Sementara badan pesawat langsung ditutup dengan terpal berwarna putih.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra, peristiwa naas tersebut diduga terjadi sekitar pukul 15.30 sore. Ketika itu, pesawat latih tersebut baru sekitar 15 menit terbang di udara dan hendak mendarat dari arah barat runway. Tak disangka, pesawat yang ditumpangi Pangam IX/Udayana tersebut justru terhempas dan meledak di ujung landasan pacu.

Beruntung pilot pesawat dan penumpang pesawat latih naas tersebut berhasil melontarkan diri dan mengembangkan parasut. Sementara tiga pesawat latih lainnya tetap melanjutkan pendaratan.

“ ?Pesawat sebenarnya hendak landing dan tahu-tahu pesawat jatuh. Tapi Pilot dan Pangdam selamat karena sudah melontarkan diri sebelum pesawat itu terhempas dan meledak. Sedangkan pesawat lainnya tetap landing. Jadi posisinya memang sedang landing dan tidak hendak melakukan manuver," terang Sugianyar di depan Base Ops Lanud Ngurah Rai.

Sedangkan Komandan Lanud Ngurah Rai Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan dalam keterangan persnya mengatakan program penerbangan gembira ini memang dijadwalkan dalam program pelatihan instruktu penerbang ini. "Dalam misi ini memang kita laksanakan pengenalan kepada muspida untuk mengkomunikasikan potensi udara kita," jelas Aldrin.

Aldrin sendiri mengaku tidak tahu persis kronologi musibah tersebut karena dirinya saat itu ikut dalam rombongan joy flight. "Sampai kita landing yang kita tahu semua berjalan normal. Setelah mendarat baru kita sama-sama mengetahui jika ada kejadian, karena saat itu saya juga dalam posisi di udara, dan dalam posisi nomor dua. Kita tadi datang dari arah runway serunai menuju arah doorwind, mungkin yang lebih jelas visualisasinya yang dibawah, karena kami sedang didalam pesawat," imbuhnya.

Pria asal Sulawesi Utara itu menyatakan selama berada di darat semuanya berjalan dengan normal sesuai prosedur. Bahkan komunikasi selama penerbangan berlangsung tidak pernah terjadi interrupt, influence, maupun sabotase. Ia juga menampik bahwa kecelakaan terjadi karena pesawat hendak melakukan manuver penerbangan. (eps)

 

Catatan WPMNews:

Kalau piot2 itu berlatih untuk menembak orang Papua, dan kalau Panglima itu punya niatan khusus terhadap tanah dan bangsa Papua, maka ia akan kena Hukum Alam-Adat Papua. Itu Hukum yang pasti.
(scorpions)

Exit mobile version