Papua Merdeka: Akankah Sama dengan Papua New Guinea

Banyak pandangan publik, terutama politis dunia bahwa Papua di dalam NKRI lebih maju, lebih aman dan lebih sejahtera daripada West Papua merdeka sendiri dan berdaulat di Luar NKRI.

Alasan utama yang mereka gunakan adalah studi banding dari pengalaman mereka berkunjung ke Papua New Guinea, saudara sebangsa-setanah air di Pulau New Guinea bagian timur, yang sudah diberi kemerdekaan tahun 1975 itu. Mereka menilai bahwa PNG belum dan bahkan tidak mampu mengembangkan dirinya menjadi negara modern gara-gara adat-istiadat dan pemimpin negara itu yang tidak mau diatur dan tidak memiliki keinginan untuk berubah dan maju.

Mereka berikan contoh pengangguran begitu tinggi sehingga melahirkan gelandagan bersenjata merajaleka di seluruh Kota di PNG bernama Rascoll atau Rakol. Mereka juga mengalami tidak ada pasar, toko yang dibuka atau orang lelaki ataupun perempuan berkeliaran di kota ataupun kampung setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit. Angka kekerasan, pemerkosaan dan angka perceraian tertinggi di wilayah Pasifik. Bahkan kekerasan di PNG dianggap masuk kelas dunia.

Mereka juga melihat ikatan-ikatan marga, suku dan kampung begitu kental sehingga sulit meningkatkan profesionalisme dalam pekerjaan umum maupun swasta. KKN juga begitu suburnya di PNG. Mereka bandingkan dengan NKRI yang begitu pluralistik dan modern, yang bisa memajukan West Papua sebagai provinsi Papua lebih maju daripada PNG, bukan Provinsi tetapi ibukota negara PNG, Port Miresby-pun ketinggalan jauh dari Port Numbay, ibukota West Papua.

Orang Papua dari bagian barat Pulau New Guinea harus mampu menjelaskan kepada dirinya sendiri dan kepada dunia, apa bedanya West Papua Merdeka dengan PNG Merdeka dan apa bedanya West Papua di dalam NKRI dan West Papua di luar NKRI. Kalau tidak demikian, maka pandangan ini akan terus menghantui pandangan pengambil kebijakan politik dunia, dan harapan Papua Merdeka semakin tersendat. Masalahnya bukan pada kasus Pepera 1969 yang semua orang sudah tahu letak salahnya, dan bukan juga pada pelanggaran HAM yang berat dan banyak di Tanah Papua, yang dunia juga sudah lebih paham daripada orang Papua sendiri. Malasahnya jualan Papua Merdeka harus lebih jitu dan lebih menggiurkan bagi pembeli untuk membeli dan menyantapnya.

Exit mobile version