Pembunuhan Kepsek dan Isterinya di Nimbokrang Sudah Ada yang Dicurigai

SENTANI- Kasus pembunuhan yang menimpa seorang Kepala Sekolah (Kepsek) bernama Wahid dan isteinya Murni, yang dilakukan seorang pria bertopeng di rumahnya, di Jalan Nimbokrang Kampung Benyom Jaya Dusun I Blok C Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura Rabu malam (14/10) sekitar pukul 23.30 WIT lalu, terus ditindaklanjuti aparat Polres Jayapura.

Untuk mengungkap kasus yang menghebohkan warga ini, aparat kepolisian masih intensif mengumpulkan data-data dan keterangan dari sejumlah saksi. Dari keterangan awal, polisi menduga, kasus pembunuhan ini dipicu karena masalah iri hati atau dendam.

Kapolres Jayapura AKBP Mathius D Fakhiri, S.IK didampingi Kasat Reskrim Abraham Marpaung, S.IK saat dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini masih mengumpulkan keterangan beberapa saksi, dimana saksi yang sudah diperiksa sebanyak ada empat orang, termasuk anak korban yang mengetahui kejadian tersebut.

“Kita belum tahu siapa pelaku pembunuhan ini. Makanya untuk mengungkapkan kasus ini, kita baru mendalami keterangan saksi-saksi serta melakukan identifikasi terhadap sidik jari yang ada di kaca nako yang dilepas pelaku. Dari hasil sidik jari ini, nantinya bisa jadikan alat untuk pengungkapan lebih lanjut,” ujar Kapolres kepada Cenderawasih Pos, Jumat ( 16./10) kemarin.
Dikatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh, pihaknya telah mencurigai seseorang yang juga sebagai tetangga korban. Namun, untuk memastikan apakah pelakunya dia atau bukan, harus dicocokkan dengan sidik jarinya.
Setelah identifikasi sidik jari pada kaca nako itu ada hasilnya, pihaknya akan memanggil orang tersebut untuk diambil sidik jarinya. Karena berdasarkan analisa dan fakta yang ada, dugaan sementara, kasus ini bukan merupakan korban perampokan.

“Jika memang ada unsur perampokan, paling tidak ada barang-barang di dalam rumah yang ikut diambil pelaku. Namun, berdasarkan pengecekaan, semua barang-barang di rumah masih utuh. Kesimpulan sementara, kasus pembunuhan ini ada motif iri atau dendam dari pelakunya,” tandas Kapolres.

Dugaan sementara ini berdasarkan keterangan saksi yang menyatakan bahwa dua hari sebelum kejadian, pernah ada seseorang yang datang ke rumah korban. Hanya saja, saksi tidak begitu mengenali orang tersebut.

Sekadar diketahui, peristiwa tragis ini, berawal dari seorang pria yang mengunakan penutup kepala alias topeng masuk ke dalam rumah melewati kaca nako jendela kamar anaknya yang masih duduk di kelas I SMP. Setelah berhasil masuk rumah, pelaku berjalan menuju kamar korban. Di dalam kamar itulah, pelaku menghabisi nyawa korban dengan memukul kepala korban mengunakan kayu balok.

Saat pelaku itu masuk ke dalam kamar korban, anak korban sempat melihatnya, namun pelaku itu dikiranya bapaknya, sehingga anak korban itu tidur lagi.

Tidak lama kemudian, saksi bangun dan pergi ke kamar belakang untuk buang air kecil. Setelah kembali, saksi menuju ke kamar orang tuanya dan sempat melihat pelaku memukuli orang tuanya. Setelah itu, pelaku kabur melewati jendela kamar saksi. Akibat pemukulan menggunakan kayu balok itu, ibu saksi ini langsung meninggal dunia, sedangkan ayahnya masih bernafas, namun kemudian meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Yowari Doyo Baru, Kabupaten Jayapura. (mud/fud) (scorpions)

Exit mobile version