20.000 Ha Tanaman Padi di Bengkulu Kekeringan

WAHYU MANDOKO

Warga Desa Pelangkapan, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berebut air bersih bantuan dari pemerintah kabupaten setempat. Kekeringan di Banyumas menimbulkan krisis air di 124 desa yang tersebar di 12 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada. Tampak warga yang sedang berjejalan meminta air bersih dari Petugas, Jumat (11/7).

[BENGKULU] Sekitar 20.000 hektare (ha) tanaman padi di Provinsi Bengkulu kekeringan, akibat musim kemarau sejak dua bulan lalu. Tanaman tersebut terancam gagal panen jika hujan tidak turun dalam waktu dekat. Pasalnya, sejak kemarau melanda daerah ini, tanaman padi tidak mendapat pasokan air.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Muchlis Ibrahim yang dihubungi SP, di Bengkulu, Sabtu (12/7), membenarkan hal tersebut.

Tanaman padi yang kekeringan itu, sebagian besar berada di lahan tadah hujan. Sebagian sawah beririgasi teknis. Namun, untuk tanaman padi beririgasi teknis meski hujan belum turun hujan dalam waktu dekat, tanaman padi masih mendapat suplai air.

Sedangkan sawah tadah hujan tidak mendapatkan air sama sekali. Jika hujan tidak turun pada akhir Juli ini, dipastikan tanaman padi 20.000 ha akan mengalami puso. Tanaman padi yang terancam puso ini berada di Rejang Lebong, Kepahyang, Muko-Muko, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kota Bengkulu.

“Saya tidak ingat luas tanaman padi yang kekeringan di masing-masing tingkat II. Jika hujan tidak turun Juli ini, luas sawah yang kekeringan di Bengkulu akan bertambah lagi,” ujarnya.

Terus Menurun

Pasalnya, debit air irigasi terus menurun. Hal ini terjadi karena mata air di sekitar irigasi tersebut mengering. “Kami berharap Juli ini datang hujan sehingga tanaman padi tersebut selamat dari ancaman gagal panen,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu segera memberikan bantuan pompa air kepada para petani untuk mengairi tanaman. Dengan demikian, tanaman padi tetap mendapat suplai air secara teratur, sehingga selamat dari ancaman kekeringan.

“Kami sedang menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek luas sawah yang kekeringan. Jika data kekeringan didapatkan dari tingkat II, bantuan pompa langsung kami salurkan kepada petani di setiap kabupaten dan kota di Bengkulu,” ujarnya.

Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Pertanian tingkat I untuk mengatasi tanaman padi petani yang kekeringan, sehingga terhindar dari ancaman gagal panen.

“Saya minta Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu segera mengatasi tanaman padi kekeringan dengan memberikan bantuan pompa air. Dengan begitu, tanaman padi yang kekeringan dapat terhindar dari puso,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Bendung Pamarayan, Hudari menjelaskan, sedikitnya lima kecamatan di Kabupaten Serang, Banten, yakni Kecamatan Keramatwatu, Pontang, Tirtayasa, Cikande, dan Carenang, terancam mengalami krisis air karena debit air Sungai Ciujung yang menjadi sumber air untuk Bendung Pamarayan menurun drastis. Sumber air untuk mengairi sawah itu mengalami penurunan volume akibat musim kemarau.

Debit di saluran induk kiri untuk kebutuhan air di Kecamatan Kramatwatu, Tirtayasa, dan Pontang mengalami penurunan dari 18 meter kubik per detik menjadi 8,64 meter kubik per detik. Sedangkan debit di saluran induk kanan untuk menyalurkan air ke Kecamatan Cikande dan Carenang, menurun dari empat meter kubik per detik menjadi 1,85 meter kubik per detik. [143/149]

Last modified: 12/7/08

Exit mobile version