10 Tahun ” Biak Berdarah” Diperiganti

BIAK-Tragedi 10 tahun “Biak Berdarah” diperingati, Minggu 6/7) kemarin. Peringatan itu dilakukan dalam bentuk doa bersama sekitar 100 orang. Doa bersama itu dipusatkan ditempat peristiwa 10 tahun lalu, tepatnya di bawa menara air minum, Tower Puskesmas Biak Kota.

Dari awal hingga akhir ibadah yang dikoordinir langsung oleh Koordinator Umum Satgas Papua Marinus Romsumbre berjalan lancar dan tertib. Diiringi lagu-lagu rohani, sekali-kali masyarakat berteriak dengan nada mengecam segala bentuk tindak kekerasan di Tanah Papua.

Masyarakat yang hadir dalam peringatan 10 tahun tragedi “Biak Berdarah” itu sebagian besarnya menggunakan baju kaos berwana hitam. Di baju itu tertulis pesan perdamaian.

Di depan tower air minum itu, juga dipasang sebuah spanduk yang tertulis “mari kitorang menjaga tanah Papua menjadi sona damai dengan meniadakan segala tindak kekerasan”.

Koordinator Umum Satgas Papua Marinus Romsumbre mengatakan menuntut Pemerintah Republik Indonesia supaya mengusut tutas kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi 10 tahun lalu itu.
“Kami meminta semua komponen yang terkait, secara khusus lagi Pemerintah Republik Indonesia supaya mengusut kasus pelangaran HAM berat ini. Kami minta pemerintah supaya memberikan keadilan bagi keluarga korban pelanggaran HAM berat ini,” papar Marinus kepada wartawan setelah ibadah memperingati 10 tahun kasus ” Biak berdarah itu”.

Marinus yang dipenjara 1 tahun akibat kasus peristiwa “Biak Bedarah” itu meminta pihak aparat dalam menahani setiap masalah tidak melakukan tindakan kekerasan dan penyiksaan. “Kami meminta setiap penanganan kasus tidak melakukan tindakan kekerasan,” imbuhnya.

Setelah selesai melakukan doa bersama, masyarakat dengan sendirinya membubarkan diri dengan tetib dan kembali ke rumahnya masing-masing.(ito)

Exit mobile version