Oknum Polisi dan TNI Aniaya Staf Pemkab Puncak Jaya

PUNCAK JAYA – Nasib naas dialami seorang staf bagian Infokom Pemkab Kabupaten Puncak Jaya, Anto Asse (28), ia dianiya oleh oknun anggota polisi di daerah Tingginambut, Rabu (25/6).

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka memar di bagian wajah, bengkak di bagian mata sebelah kanan dan nyeri di bagian leher belakang serta kepala pusing akibat pukulan yang keras sehingga korban langsung dilarikan ke RSUD Mulia guna mendapat perawatan medis Kepada Cenderawasih Pos, korban menuturkan, saat itu ia tengah mengendarai kendaraan roda empat (L200) DS 5796 AD berplat merah bersama 2 orang pejabat dan 1 satu supir cadangan dari Wamena menuju Kota Mulia melalui jalur darat. Mereka baru saja selesai mengikuti acara peresmian 5 kabupaten dan pelantikan 5 penjabat bupati di Wamena.

Saat memasuki Distrik Tingginambut, kendaraan melaju dengan pelan dan sewaktu melewati pos polisi Tingginambut korban sempat melambaikan tangan kepada orang yang berdiri di depan pos polisi. Bagi korban, hal itu biasa dilakukan sebagai tanda salam karena korban sudah sering melewati daerah itu.
Setelah melewati pos polisi korban melajukan kendaraan dengan kencang karena akan mengejar waktu supaya tidak kemalaman dan tepat di Puncak Senyum tidak terhalang kabut yang bisa menghalangi penglihatan.

Kira-kira 1 km melewati pos polisi, tiba-tiba korban melihat dari kaca spion ada sepeda motor yang mengejar dari belakang. Pengendara motor tersebut ternyata anggota Polisi. Mereka menghentikan mobil dan mengatakan kenapa tidak melapor di pos polisi. Mereka menngaku sudah 3 kali dipanggil untuk berhenti, namun menurut korban, ia tidak mendengar ada panggilan. Mendapat jawaban demikian, oknum anggota polisi itu langsung melayangkan pukulan sebanyak 2 kali di wajah korban.

“Saya dipukul di wajah sebanyak 2 kali sewaktu saya masih didalam mobil,” ujarnya.

Senada dengan itu, saksi mata yang juga ikut dalam rombongan mobil, Kabag Infokom, Drs. Hendrik Bilangla’bi membenarkan kejadian yang diceritakan korban. “ Para pelaku menyuruh kami kembali ke pos polisi Tingginambut untuk melapor,” jelasnya.

Setelah tiba di pos polisi pihaknya bersama korban turun dari mobil dan pelaku kembali memukul korban dibagian wajah, kemudian korban lari kearah belakang mobil. “Saya hendak meredam emosi pelaku dan berkata cukup sudah, namun pelaku juga mengancam saya akan dipukul dan akhirnya saya diam saja,”katanya.
Didalam pos polisi, korban dipukul oleh 5 orang yang ada di pos tersebut, 3 oknum polisi dan 2 oknum satgas yonif 756/WMS.

“Korban dipukul dari depan dalam keadaan berdiri dan dari belakang dengan menggunakan 2 tangan kemudian korban jatuh tersungkur dan diinjak lagi sekaligus dipukuli,”ujarnya.

Diakuinya, perbuatan ini sudah diluar jangkauan dan memang benar-benar tidak terpuji maka seharusnya seorang polisi harus benar melindungi masyarakat dan menyayomi masyarakat bukan untuk melanggar aturan. “Seharusnya kalau kami salah kan bisa ditanya baik-baik dan bila perlu ditegur kemudian dikatakan letak kesalahan kami bukannya langsung main hakim sendiri,”imbuhnya. (nal)

Exit mobile version