Petikan wawancara dengan AC Manulang, Pengamat Intelijen.
Sengkarut bercokolnya Freeport di Papua tidak mudah untuk diurai. Apa persoalan paling mendasar terkait Freeport di Papua?
Freeport yang merupakan kepanjangan tangan industri terbesar di dunia itu merupakan bagian dari strategi yang diusung The Council of Friendship Relations of USA bersama-sama European Union Bank, yang dikepalai seorang Yahudi.
Strategi global itu mengusung neokapitalisme dan neokolonialisme, dan tidak akan bisa ditolak oleh siapapun di negeri ini termasuk kekuatan apapun secara lembaga atau organisasi di Indonesia
Karena proses globalisasi akan berjalan terus, yang perlu sebenarnya dapat dipahami adalah bagaimana memanfaatkan grand strategi global itu bagi kepentingan rakyat.
Permasalahannya, Papua sudah lama dipersiapkan untuk merdekalepas dari NKRI. sekarang ini sudah ada peraturan perundang-undangan dalam bentuk otonomi daerah yang didukung oleh LSM yang seolah-olah membawa aspirasi Papua. Tetapi itu bukan tidak mungkin diskenariokan para elitpolitik di Jakarta.
Pertentangan di daerah Papua antara satu dengan yang lain telah dimanfaatkan oleh operasi intelijen, sehingga dalam waktu yang relatif singkat Papua bebas dari NKRI.
Kondisi itu menutup proses nasionalisasi Freeport?
Nasionalisasi Freeport tidak mungkin dilakukan sekarang ini, karena masalah nasionalisasi itu meliputi permasalahan ideologi, ekonomi dan sosial budaya.
kalaupun dilakukan nasionalisasi, pihak Freeport akan melalkukan perlawanan.
Tentuna, berbagai permasalahan kontrak, maupun bergabungnya Papua ke Indonesia akan dibuka di dunia internasional
Kalangan tertentu mempersoalkan peran aparat dalam masalah Freeport?
Sekarang ini usaha sistematis memojokan TNI sebagai pelanggar HAM. Mengingat ada oknum TNI yang terlibat dalam pelanggaran HA, tetapi secara institusi TNI sama sekali terlibat pelanggaran HAM.
Ketika terjadi kontak senjata, kondisinya dalam keadaan perang. Pihak OPM memiliki senjata. Apa TNI kita hanya diam saja, tidak bertindak, tindakan TNI kita hanya mempertahankan dari serangan OPM.
Sayapun akan bertanya kepada AS sebagai pelanggar HAM di dunia, bagaimana pasukan AS membunuh di Irak, Afganistan. Saya bisa katakan AS pelanggar berat HAM di dunia.
Apa sebenarnya yang menjadi permasalah kontrak antara Freeport dengan Pemerintah Indonesia?
Terutama dalam pembagian saham yang sangat merugikan Indonesia. Selai nitu produk yang dihasilkan Freeport tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia.
ecara historis ada deal-deal politik antara Pemerintah AS dengan Pemerintah Indonesia, jika Papua masuk wilayah NKRI tentunya deal politik itu adal investasi Freeport di Papua.
Siapa yang bermain?
Mereka adalah kepanjangan tangan dari neokolonialisme dan neokapitalisme. kontrak ini berlangsung era Soeharto.
Sejauh mana peran LSM dalam masalah Freeport?
LSM di Papua sendiri ada yang pro dan kontra. Dalam operasi intelijen sangat wajar terdapat dua LSM, karena akan berfungsi sebagai counter intelijen. Ada pula untuk mensukseskan sebuah operasi intelijen dibuat dua LSM yang “kelihatan” berbeda pandangan.
Dalam kasus hak ulayat di Papua, saya melihat ini sebagai permainan saja. LSM tersebut bantuan pihak asing yang seolah-olah pendukung hak ulayat warga Papua. Tentu saja yang akan diserang Pemerintah Indonesia, karena Pemerintah akan mempertahankan keberadaan Freeport.
Kalaupun terjadi kasus bentrok pasti akan berhadapan petugas TNI dan warga setempat, tentunya strategi yang dipakai korban dimunculkan korban dari pihak warga setempat.
Potensi separatisme Papua?
Separatisme di Papua masih tetap tinggi, karena Papua sudah dipersiapkan lepas dari NKRI. Posisi Papua sangat strategis dan kaya akan suber daya alam membuat wilayah bagian Timur Indonesia menjadi incaran negara asing.
Gerakan separatis Papua muncul sebagai gerakan murni atau konpirasi asing?
Separatisme di Papua maupun di wilayah Indonesia merupakan konspirasi asing, hal ini sesuai dengan grand strategy global AS.
Papua menjadi rebutan negara Inggris, AS Australia dan Rusia?
Papua bukan diperkirakan sebagai pulau, tapi merupakan sebuah benua. Bagi negara-negara maju, Papua sangat strategis untuk percobaan nuklir.
Adanya upaya pelemahan TNI di Papua, salah satunya intervensi AS dalam peenelitian penyakit malari oleh Namru 2?
Sangat benar sekali. Posisi ASseperti buah simalakama, di satu sisi ingin memnbantu Indonesia dalam membantu militer dari segi persenjataan, tapi di sisi lain TNI kita dituduh sebagai pelanggar HAM.
Terus terang saya sangat yakin dalam kegiatan Namru 2merupakan kegiatan intelijen, apalagi kegiatan mereka di Papua dengan dalih kesehatan melakukan pengobatan penyakit malaria, tapi dibalik itu semua mempunyai agenda tersembunyi.
Kalaulah untuk mengatasi penyakit malaria, dokter-dokter kita masih mampu, mengapa harus mendatangkan ahli dari Namru. Sya semakin curiga, apabila pasukan kita yang pernah bertugas di Papua yang kena penyakit malaria sebagai upayaoperasi intelijen AS melemahkan anggota TNI. (Aeh)
sumber: Tabloid Intelijen edisi dwi mingguan 21 mei 2008